Kita harus akui bahwa teknik cetak kaos bergambar yang paling lengkap adalah sablon manual. Ini tidak mengherankan karena evolusinya yang sudah berlangsung sedemikian lama menghasilkan banyak ragam teknik, bahan utama, bahan pendukung, dan peralatan teknik yang terus menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu, sehingga wajarlah kalau sekarang bisa kita saksikan betapa kaya dan mengagumkannya ragam cetak yang dihasilkan dari teknik ini. Dan harus pula diakui pembuatan kaos dengan sablon manual harganya bisa sangat murah sekali, dikarenakan bahan dan alat-alat pendukungnya diproduksi oleh pabrikan internasional yang memasok pasar dalam skala luas di seluruh dunia, dan pembelinya sudah eksis dalam rentang waktu yang sudah sangat lama, sehingga tidaklah mengherankan bila harga bahan-bahan dan peralatan pendukungnya bisa dijual dengan harga sangat murah. Itulah alasannya mengapa beberapa produsen kaos bergambar yang sudah menguasai pasar tidak mau beranjak dari menggunakan cara ini. Ya teori ekonomi berbicara, dengan modal seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil seoptimal mungkin.
Produsen kaos yang berada di daerah yang banyak dikunjungi
wisatawan, kadang cukup bermodalkan beberapa desain kaos saja yang semuannya
sudah lengkap tahap persiapan pra-cetaknya, sehingga setiap hari mereka hanya
memproduksi desain-desain kaos bergambar yang itu-itu saja, yang sudah mereka
miliki dan hampir semuanya di serap oleh toko-toko pelanggannya yang memang
dibanjiri wisatawan setiap harinya. Harga yang masuk akal (tidak murah dan juga
tidak mahal) serta kualitas cetak yang bagus merupakan alasan utama dari
sebagian besar produsen kaos untuk tetap bertahan dengan menggunakan teknik
sablon manual ini. Tentu saja dalam kurun waktu tertentu mereka menambah
koleksi desain grafisnya. Jika gambar tersebut tidak diterima pasar, maka desain
kaos tersebut dihentikan dan produk gagal pasar tersebut dijual murah agar
cepat laku dan tidak memenuhi gudang dengan barang yang tidak laku. Tetapi bila
desain gambar tersebut diterima oleh pasar, maka desain tersebut akan mengalami
cetak ulang terus menerus dan masuk ke dalam koleksi tetap untuk diproduksi
secara rutin. Dan begitulah mekanisme produksi kaos bergambar yang umum ditemui
di banyak produsen kaos terkemuka.
Kenapa mereka bisa bertahan dengan hanya mengandalkan
koleksi desain yang tidak banyak? Ya dikarenakan pembelinya adalah wisatawan
yang berbeda-beda setiap harinya, sehingga koleksi yang sama tersebut tetap
saja bisa dijual manis. Sudah tercipta tren di kalangan masyarakat Indonesia,
jika mereka berkunjung ke suatu tempat wisata, oleh-oleh yang paling populer
untuk diburu sebagai sarana untuk mengabadikan kunjungannya adalah dalam bentuk
kaos bergambar. Kaos adalah media yang paling umum, yang mudah untuk dipamerkan
ke teman atau siapapun dan sebagai penanda tanpa perlu mengatakan secara
langsung, bahwa mereka sudah pernah mengunjungi tempat wisata tersebut. Karenanya
tidak mengherankan, ribuan wisatawan membanjiri tempat penjualan oleh-oleh
terutama kaos. Di satu lokal saja item kaos yang terjual dalam sehari bisa
ratusan, bahkan di hari libur bisa ribuan. Hmmm....suatu ceruk pasar yang
menggiurkan dan layak dipertimbangkan oleh Anda yang memiliki skill desain
grafis yang mumpuni, sedikit modal, keberanian untuk mengawali dan tekad untuk berkomitmen
terus menerus meningkatkan kualitas. Sungguh bisnis ini senantiasa eksis dari
waktu ke waktu.
Nah itu tadi adalah gambaran produksi kaos dengan teknik
sablon manual yang banyak dijumpai di tempat-tempat yang dikunjungi para
wisatawan. Lalu bagaimana jika Anda berada di tempat yang pembeli potensialnya
bukanlah wisatawan alias pembelinya adalah orang-orang yang tempat domisilinya
sama dengan Anda? Tentu saja jika koleksi Anda cuma itu-itu saja, sebagus
apapun desain Anda maka lama kelamaan pembeli desain kaos tersebut akan
berkurang. Solusinya Anda harus memperbanyak koleksi desain grafis unik secara terus
menerus. Masalahnya Anda pasti akan capek jika desain yang sudah Anda buat
dengan sangat susah payah hanya terjual dalam kuantitas yang tidak terlalu
banyak. Sangat tidak mungkin kalau kita memproduksi dalam jumlah sedikit kaos
dengan desain grafis yang rumit, banyak warna, dan ada efek khusus. Sangat
tidak ekonomis, baik dari segi tenaga maupun biaya. Asal tahu saja, teknik
sablon manual memerlukan persiapan pra-cetak yang panjang. Dimulai dari
mendesain gambar, memecah warna, membuat klise untuk masing-masing warna,
mengafdruk ke beberapa kain skrin, mencetak dengan beragam warna cat dan
terkadang warna cat harus dioplos untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Jika
jumlah kain skrin kita terbatas, ketika kita mau mencetak desain gambar baru,
maka hasil afdruk yang sudah ada di kain skrin harus dihapus dulu. Dan
begitulah mekanisme produksi yang sangat melelahkan. Maka jika kuantitas poduk
yang Anda jual tidak banyak, teknik sablon manual sangat tidak
direkomendasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Jangan lupa berkomentar ya......